Sabtu, 24 April 2010

contoh skenario bikinan sendiri

Contoh Skenario bikinan sendiri
Click Here
Mari kita bersama menulis skenario film. Saya awali dulu ya?

FADE IN:

INT. KANTOR DETEKTIF ROY NOVARY – PAGI

Wajah seorang pria kurus usia 30 tahun tengah serius menatap koran yang dia pegang.
Pria ini bernama ROY NOVARY, berambut hitam ikal, bermata tajam, alis tebal, klimis
dengan jas warna putih bersih serta dasi warna merah menyolok.

ROY (V.O.)
Hari ini ada klien pun, aku tetap bangkrut.

Roy meletakkan koran di meja, bangkit dari kursi, dan berkacak pinggang.

ROY (V.O.)
Kalau tak ada klien kemari, lebih baik kucari di luar.

Roy mengambil topi putih yang tergantung di hanger pakaian, memakainya, lalu
melangkah mantap menuju pintu keluar. Saat membuka pintu, di hadapannya
berdiri seorang wanita yang sama tinggi dengannya, sangat cantik, usia 29 tahun,
rambut hitam tergerai sepundak dan senyum yang menawan, MILA HANITA.
Roy beringsut melewati Mila, menutup pintu dan menguncinya.

EXT. KANTOR DETEKTIF ROY NOVARY – PAGI

ROY
Oh, maaf. Selamat pagi. Bisa kubantu?

MILA
Ya, aku mencari Roy Novary.

ROY
Roy Novary mau pergi sekarang. Mau ikut?

MILA
(tersenyum lebar)
Kok pergi, Roy? Aku butuh bantuanmu.

ROY
Kamu klien terakhirku. Ikut aku. Kita ngobrol di jalan.

MILA
Jalan kaki?
(agak kecewa)
Wegah aku.
(setengah berbisik)
Ra sudi aku mlaku.

ROY
(mengangkat topi)
Aku bangkrut.

MILA
Selamat.
(mengulurkan tangan)

ROY
(menepis tangan Mila)
Sudah tahu aku bangkrut malah memberi selamat.

MILA
Aku senang melihat kau sengsara.

ROY
Dengar, Nona Sableng. Aku tak kenal denganmu.

MILA
Namaku Mila. Mila Hanita.

ROY
Terserah namamu siapa, tak penting bagiku.

MILA
Bantu aku, Roy.

ROY
Bantu apa?

MILA
Mencari tunanganku. Dia menghilang minggu lalu.

ROY
Mencari tunanganmu itu bukan urusanku. Kenapa kau
tak minta bantuan Polisi?

MILA
Aku lebih percaya padamu.

ROY
Kau percaya pada detektif bangkrut?

MILA
Aku bisa membuatmu kaya dalam sekejap, Roy.

ROY
Memangnya kau ini penyihir?

MILA
Bukan seperti itu, tapi setiap pria yang melihatku pasti
terpesona padaku.

ROY
(mencibir)
Kecuali aku.
(menatap Mila dari rambut sampai kaki)
Tubuhmu memang sempurna, Mila.

MILA
(mengerjapkan mata beberapa kali)
Tampaknya kau juga mulai terpesona.
(memeluk Roy)
ROY
Aku normal dan belum pernah punya istri.

MILA
(melepaskan pelukan lalu menggandeng Roy)
Pacar?

Berdua mereka mulai berjalan kaki menyusuri –

EXT. JALAN RAYA ALBATROS – PAGI

ROY
(menggeleng)
None.

MILA
Pakai bahasa nasional, Roy.

ROY
Jangan mengaturku.

MILA
Aku biasa mengatur siapa pun yang kumau.
(melihat arloji digital)
Hampir jam sepuluh. Sudah sarapan?

ROY
Aku masih kenyang.

MILA
Itu bukan jawaban. Jawab yang benar, Roy.

ROY
Aku sarapan teratur tiap jam setengah tujuh pagi. Puas?

MILA
(mengangguk)
Paus(e).

Roy mendadak berhenti. Mila ikut berhenti dan memandang Roy tak mengerti.

MILA
Kenapa berhenti, Roy?

ROY
Paus(e).
(mulai berjalan cepat meninggalkan Mila)

MILA
Hey, tunggu!
(berlari mengejar Roy)

Mila menjajari Roy. Tiba-tiba Roy berjalan mundur.

MILA
Roy!

ROY
(melompat-lompat)
Kau takkan paham.

MILA
Kau sudah gila?

ROY
Aku baru mulai gila. Gila padamu.

MILA
(berlari mendekati Roy)
Katakan lagi?

ROY
Lupakan.

MILA
Kau harus jujur padaku, Detektif Roy. Aku percaya padamu.

ROY
Lebih baik kita mampir ke rumah makan. Kau bisa bercerita
padaku tentang hilangnya tunanganmu di sana.

MILA
Rumah makan mana?

ROY
(menunjuk ke seberang jalan)
Gasbot.

MILA
(menoleh ke arah yang ditunjukkan Roy)
Oh, itu? Ayo.

INT. RUMAH MAKAN “GASBOT” – PAGI

Roy dan Mila duduk berhadapan. Pelayan datang menyodorkan daftar menu dan
siap mencatat pesanan.

ROY
(pada pelayan)
Nasi Goreng dan Es Teler dua.

MILA
(pada Roy)
Jadi kau belum sarapan?

ROY
(pada Mila)
Aku sudah sarapan, tapi ingin tambah lagi biar cepat gemuk.
Aku bosan kurus terus.

MILA
(berjengit)
Ih, amit-amit!

ROY
(nyengir)
Kau takut gemuk?

MILA
(mendelik)
Jangan sebut kata itu lagi di depanku.

ROY
Siapa bilang kau langsing?
(tersenyum)
Tapi kau seksi sekali, Mila.

MILA
(tersenyum bangga)
Terima kasih, Roy.

ROY
Bukan seksi sebenarnya tapi sintal nan padat.

MILA
(cemberut)
Kata terakhirmu itu membuatku mual dan ingin muntah.

ROY
Oho. Sudah berapa bulan kau ”isi”?

MILA
Kau memang tak tahu malu, Roy. Aku ini masih perawan.

ROY
Mana aku tahu?

MILA
Kau tak percaya aku masih perawan?

ROY
Sebagai detektif aku tak mudah percaya omongan orang, terutama
yang baru kukenal.

MILA
Itulah sebabnya kau bangkrut, Roy.

ROY
Mungkin kau benar kali ini. Aku percaya kau masih perawan.

MILA
(tersenyum simpul)
Sudah jangan bicarakan itu lagi. Ganti topik. Tentang tunanganku.

ROY
Nah, ini dia.


Pelayan datang membawa nampan berisi pesanan Roy dan Mila.

ROY & MILA
(serempak)
Terima kasih, Mas.

PELAYAN
Sama-sama.

Roy dan Mila mulai menikmati nasi goreng bersama-sama.

ROY
Mulai, Mila.

MILA
Sedap sekali, Roy. Terima kasih kau mengajakku kemari. Emm.

ROY
Seperti apa tunanganmu itu?

MILA
(menatap Roy beberapa saat)
Wajahnya mirip denganmu. Kupikir kalian kembar.

ROY
Aku anak tunggal, Mila.

MILA
Siapa tahu dia memang kembaranmu.

ROY
Kau tak percaya kalau aku anak tunggal?

MILA
Aku tak mudah percaya omonganmu, Roy.

ROY
Dengar, Mila. Kau harus percaya padaku. Kalau tidak,
untuk apa kau minta bantuanku?

MILA
Aku percaya padamu satu persen.

ROY
Cuma segitu? Sembilan puluh sembilan persen yang lain?

MILA
Hatiku berkata bahwa satu persen kau akan membantuku
dan sembilan puluh sembilan persen kau akan mengajakku
tidur nanti malam. Bukankah itu pikiranmu?

ROY
Bah! Kau bukan istriku! Untuk apa aku mengajakmu tidur?

Seluruh pengunjung yang lain serempak memandang Roy dan Mila. Beberapa
dari mereka saling berbisik, beberapa cekikikan. Tak berapa lama mereka sudah
tak lagi memandangi Roy dan Mila.

ROY
Buat apa aku berbuat begitu, Mila? Aku bukan suamimu.
Aku ini ...
(menepuk dada)
hanya ingin membantumu menemukan tunanganmu.

MILA
Terima kasih atas omonganmu. Sekarang dengarkan aku.
Selesaikan dulu makanmu dan minum es telermu.

Roy telah makan nasi goreng sampai habis. Kini dia menyendoki es teler dengan
penuh nikmat sampai habis. Mila geleng-geleng kepala memandang Roy.

ROY
Tak kau habiskan nasi gorengmu?

MILA
Aku berhenti makan sebelum kenyang, Roy.

ROY
Es telermu?

MILA
(menyendoki es teler)
Ini mau kuhabiskan.
(menyeruput es teler)
Sudah hampir habis.
(menyendoki es teler sampai habis)
Nah?

ROY
(mengangguk-angguk)
Siapa nama tunanganmu?

MILA
Tom Burton.

ROY
Wah! Tunanganmu sutradara eksentrik itu? Hebat juga kau!

MILA
(menegaskan)
TOM bukan TIM.

ROY
Kau tahu aku lebih suka nasi goreng dibanding nasi tim, terutama
nasi goreng ”Gasbot” ini. Rasanya tiada tanding. Kau mau tahu tim
sepakbola kesayanganku? Inter Milan!

MILA
Kau tak pernah serius menangani klienmu. Pantas kau bangkrut.

ROY
Hanya satir, Mila. Maaf.

MILA
Yang serius, Roy. Tom Burton. Dia ekspatriat. Tinggal di sini sudah
lima tahun. Sangat lancar bahasa kita.

ROY
Dia masih perjaka atau sudah duda?

MILA
Duren tanpa anak, cerai dengan istrinya dua tahun lalu.

ROY
Lalu mulai kapan kau bertunangan dengannya?

MILA
Awal tahun ini.

ROY
Tepatnya?

MILA
1 Januari 2007

ROY
Tahun baru, pacar baru.

MILA
Tunangan bukan pacar.
(menunjukkan cincin di jari kelingking)
Puas?

ROY
(manggut-manggut)
Kau sungguh-sungguh mencintai si Tom ini ya?

MILA
Sangat.

ROY
Sangat benci?

MILA
Sangat cinta, Roy.

ROY
Sangat cinta Roy?

MILA
(menghentakkan kaki karena jengkel)
Sangat cinta Tom Burton!

ROY
(mengambil tisu dan mengelap mulut)
Kapan dia menghilang, Mila?
(menaruh tisu di piring nasi goreng)

MILA
Kau tak mendengarku berkata tadi? Minggu lalu.
Tom menghilang saat pergi mengajar.

ROY
Dia dosen?

MILA
Dosen film.

ROY
IKJ?

MILA
Dia mengajar di mana ada Fakultas Film.

ROY
Setahuku hanya IKJ.

MILA
Tom hilang di pagi hari sebelum sampai di tempatnya mengajar.
Aku tak tahu waktu itu dia di IKJ atau yang lain.

ROY
Kau cinta pada Tom seratus persen?

MILA
Sembilan puluh sembilan persen.

ROY
Bagaimana mungkin kau percaya padanya sebesar itu?

MILA
Dia tunanganku, Roy.

ROY
Tunangan bukan suami, Mila.

MILA
Paling tidak aku tidak seratus persen cinta pada Tom.

ROY
Kau satu persen cinta padaku.

MILA
Diam, Roy.

ROY
Kau tadi bilang aku kembaran Tom.

MILA
Kau benar, Roy. Mungkin aku memang jatuh hati.

ROY
Padaku?

MILA
Pada Tom tentunya. Temukan dia, Roy.
Uang bukan masalah bagiku.
Berapa pun yang kau minta pasti kuberi.
Kutraktir kau hari ini.
(berdiri)
Sampai jumpa, Roy.

EXT. RUMAH KONTRAKAN ROY – SORE

Roy berdiri di depan pintu dan tengah merogoh kunci di saku saat seorang WANITA
setengah baya dengan rambut separuh memutih mendadak muncul di sampingnya.
Roy terperanjat dan menggeser tubuhnya sedikit menjauh. Wanita itu adalah
NYONYA DAHLIA, mantan pengusaha properti sukses yang juga pemilik rumah
kontrakan Roy.

NYONYA DAHLIA
(menunjuk Roy)
Tuan Roy?

ROY
(memicingkan mata)
Nyonya Dahlia?

NYONYA DAHLIA
Dengar, Tuan Roy. Bulan ini kau terlambat membayar.

ROY
(menunduk lesu)
Nyonya Dahlia, aku bangkrut.

NYONYA DAHLIA
(wajahnya berseri gembira)
Bangkrut? Kau pikir hanya kaulah orang yang pernah bangkrut
di dunia yang sempit ini? Aku dulu pengusaha dan aku lebih banyak
tahu tentang kebangkrutan dibanding kau. Itu hanya alasan yang
sengaja kau buat untuk menghindar dari kewajibanmu membayar.
(menunjuk Roy)
Kalau hari ini kau tak mau membayar, silahkan angkat kaki.

ROY
Tapi ...

NYONYA DAHLIA
Sekarang!

ROY
Tapi Nyonya, jika Nyonya berada dalam posisiku sekarang, Nyonya
pasti juga akan berlaku setara denganku.

NYONYA DAHLIA
Aku ini dulu pengusaha sukses waktu muda! Jelas tak mungkin
kau setara denganku, Detektif Miskin! Ambil barangmu,
kemasi secepatnya, dan cepat pergi dari sini!

ROY
Aku tak punya saudara, Nyonya Dahlia.

NYONYA DAHLIA
Bukan urusanku apa kau ini yatim piatu atau bukan. Yang jelas
kurasa kau masih punya sisa uang yang bisa kau gunakan untuk
hidup MENGGELANDANG!
(tersenyum mengejek)
Boleh kulihat isi dompetmu?

ROY
Nyonya tak punya hak! Dompetku milikku!

NYONYA DAHLIA
Oh, berani membentakku? Kau memang durhaka!

ROY
Nyonya bukan ibuku!

NYONYA DAHLIA
Di sini aku ibumu! Ibu Kosmu! Minta maaf padaku!

ROY
Aku tak punya salah.

NYONYA DAHLIA
Kau mengaku tak punya salah? Mana bayaranmu?
kalau kau sudah membayar sekarang, kau memang
tak punya salah.

ROY
Aku tak mau minta maaf padamu, Nyonya Dahlia.

NYONYA DAHLIA
Baik. Kau memang anak durhaka dan akan
kukutuk selamanya! Kau, Roy, kau akan bernasib
sial mulai sekarang sampai menjadi kakek nanti.
Camkan itu!

ROY
(berbalik menjauh dari Nyonya Dahlia)
Selamat tinggal, Nyonya Dahlia.

NYONYA DAHLIA
Kau takkan mendapat istri, ROY!

ROY
(mendadak berhenti dan menatap Nyonya Dahlia)
AKU TAK BUTUH ISTRI!

NYONYA DAHLIA
(tersentak kaget, memegang dada)
Apa ... ka – ta – mu?...

ROY
Aku tak butuh istri, Nyonya Dahlia! TAK BUTUH ISTRI!
(berbalik dan berlari kencang menjauh)

CUT TO:

EXT. JALAN MAGEMBO – MALAM – GERIMIS

Roy berlari sepanjang trotoar. Gerimis sedikit demi sedikit menderas.
Roy mengurangi kecepatan lari dan mengenali sebuah rumah terdekat
sebagai rumah milik wanita muda cantik jelita teman lama Roy, Nella.

EXT. RUMAH NELLA – MALAM

NELLA FARIA keluar dari rumah. Dia mengajak Roy masuk ke dalam.
Roy yang tak punya pilihan pun masuk ke –

INT. RUMAH NELLA – MALAM

Roy duduk di sofa, menggigil kedinginan. Nella berdaster jingga keluar dari dalam kamar
membawa nampan berisi segelas minuman susu coklat dan roti bakar.

NELLA
(meletakkan nampan di meja, lalu
duduk di samping Roy)
Silahkan diminum, Roy.

ROY
Terima kasih, Nella. Kau sungguh baik hati.
(mengambil gelas dan minum beberapa teguk)
Aku hampir lupa ini rumahmu. Adam belum pulang?

NELLA
Kau lupa kalau aku janda?
(menunduk)
Aku dan Adam bercerai delapan bulan lalu. Kau tak ingat?
kau yang menangani kasusku, Roy.

ROY
Bukan aku tapi pengacaramu.

NELLA
Itupun aku rugi. Damar memihak Adam dan aku kalah telak.
Kau tahu sakitnya hatiku jadi seperti ini.
(menguap)
Roy, jangan pernah sebut aku ”janda kembang”, aku benci itu.

ROY
Kusebut kau kumbang yang menawan.

NELLA
(mengangguk sedikit tersenyum)
Jangan coba menghiburku apalagi merayuku.
(mata mendelik)
Aku sudah kebal terhadap rayuan lelaki.

ROY
(memakan roti bakar)
Kau tahu aku tidak begitu.

NELLA
Jadi kau masih belum beruntung dengan wanita?

ROY
Aku tak pernah beruntung di segala bidang dan bukan
hanya wanita.
(memandang jendela)
Hujan belum berhenti.

NELLA
(bersandar di sofa dan menyilangkan kaki)
Lalu kenapa?

ROY
Apa kau yang membuatnya?

NELLA
Membuat apa, Roy?

ROY
Kupikir kau membuat roti bakar dan susu coklat ini
supaya hujan bertambah deras. Karena hujan makin
deras, aku terperangkap di sini.

NELLA
Baru kali ini aku mendengar lontaran kalimat
sebego itu.
(tersenyum manja)
Kau mencoba menggodaku?

ROY
(menggeleng)
Lima huruf, awal t, akhir k.
(menunjuk roti bakar dan susu coklat)
Aku suka masakanmu, Nella.

NELLA
Mau tambah lagi?

ROY
Itu cukup, Nella. Terima kasih. Aku sudah kenyang.

NELLA
Kau perlu menambah porsi makanmu kalau ingin
gemuk. Bukankah itu yang kau mau?

ROY
Sebenarnya bukan gemuk yang kumau tapi atletis.

NELLA
Kau cukup atletis bagiku, Roy.

ROY
Kurasa kau yang menggodaku.

NELLA
Aku tuan rumah, Roy. Aku berhak melakukan
apa pun yang kumau.
(menguap panjang)
Aku mau tidur sebentar, Roy. Tolong kunci pintunya
dan menginaplah di sini kalau kau mau. Atau kau mau
pulang kepada Nyonya Dahlia?

ROY
Dia sudah mengusirku, Nella. Aku sudah tak punya masa
depan. Usaha detektifku bangkrut. Masih ada satu klien
terakhir tapi aku tak punya semangat lagi.

NELLA
Jadi nasib kita sama, Roy. Tidurlah di sofa kalau mau.
Selamat malam.

ROY
Selamat malam, Nella.

Nella berjalan gontai masuk ke kamar meninggalkan Roy sendirian. Roy menghabiskan
roti bakar dan susu coklat lalu bersandar di sofa, memejamkan mata. Terdengar teriakan
Nella dari dalam kamar. Roy gelagapan dan cepat bangkit mengetuk kamar Nella.

ROY
Nella? Ada apa?

NELLA (O.S.)
Ada cicak di kasurku! Geli, Roy!

ROY
Perlu kubantu?

NELLA (O.S.)
Tak perlu, Roy. Sudah pergi kok. Tidurlah kalau mau tidur.
Anggaplah rumah sendiri.

ROY
Aku mau mandi, Nella.

NELLA (O.S.)
Ada dua kamar mandi, Roy. Yang di luar rusak.

ROY
Yang satu lagi?

NELLA (O.S.)
Di dalam sini, Roy. Buka saja pintunya.

Roy membuka pintu kamar Nella dan masuk.

INT. KAMAR NELLA – MALAM

Dalam cahaya remang, Roy ternganga melihat Nella berbaring tanpa busana.
Nella tersenyum dan meraih selimut menutupi tubuhnya sampai ke leher.

NELLA
(memutar tubuh menyamping)
Selamat tidur, Roy.

ROY
(berdecak kagum menatap Nella)
Nella, kau nomor satu!
(bertepuk tangan gembira)

NELLA
(memutar tubuh menghadap Roy)
Jangan ribut, Roy. Kalau mau mandi, mandi saja.
Selamat tidur.

ROY
(menatap kagum Nella)
Selamat tidur, Kumbang Wangiku.

Roy membuka pintu kamar mandi yang letaknya bersebelahan dengan ranjang Nella.

INT – KAMAR MANDI NELLA – MALAM

Kamar mandi Nella sangat bersih dengan polesan warna pink. Ada bathtub dan shower,
pokoknya tak kalah kelas dengan kamar mandi hotel berbintang lima.

ROY (V.O.)
Ini baru hebat. Kau pandai merawat kamar mandimu, Nella.
Kau memang kumbang idaman.

CUT TO:

INT – KAMAR NELLA – MALAM

Segar sehabis mandi, Roy berjingkat ke ranjang Nella. Nella tertidur lelap.
Roy menoleh ke jam dinding. Pukul setengah sepuluh malam.

NELLA
(mengigau)
Oh, Roy … Roy Sayang …Roy … Roy … jangan pergi.
Roy … naiklah kemari, Roy. Aku kedinginan, Roy ...
Hangatkan aku, Roy ... hangatkan ... Roy ... oh, Roy.

ROY
(mengusap punggung Nella dan menepuk pundaknya)
Nella, Nella, bangun, kau mengigau.

NELLA
(membuka mata dan sekejap bangun)
ROY! Main raba seenaknya kau ini!

ROY
Aku cuma membangunkanmu. Kau mengigau.

NELLA
Benarkah? Bagaimana?

ROY
Kau mengigau tentang aku, Nella.

NELLA
(agak malu)
Kau yakin?

ROY
Bagaimana aku bisa menyakinkanmu?

NELLA
(menggeser tubuhnya mendekati Roy)
Ambilkan ponselku di meja itu, Roy.

ROY
(melihat ponsel di meja samping ranjang
dan mengambilnya)
Ini.
(memberikan pada Nella)

NELLA
(memijit beberapa tombol)
Biasanya perekam suara kuaktifkan setiap kali aku tidur.
Supaya aku bisa dengar igauanku sendiri.
(menekan tombol pengaktif perekam suara)
Mari kita dengar.

PEREKAM SUARA
Oh, Roy … Roy Sayang …Roy … Roy … jangan pergi.
Roy … naiklah kemari, Roy. Aku kedinginan, Roy ...
Hangatkan aku, Roy ... hangatkan ... Roy ... oh, Roy.
(berulang lagi)

ROY
Nah? Percaya?
(tersenyum lebar)

NELLA
(mematikan perekam suara)
Maafkan aku, Roy.
(memandang Roy)
Aku tak bisa menahan ...

ROY
Menahan apa, Nella?

NELLA
(sekonyong-konyong menubruk Roy)
Menahan diri dari godaanmu!
(terisak)
Aku sangat kedinginan, Roy. Kau tak tahu rasanya.
Sangat ... dingin.

ROY
(berusaha menenangkan Nella)
Sssh, Nella. Aku tahu, Nella. Aku tahu rasanya kesepian.
(mengelus-elus punggung Nella)
Lebih baik kau mandi berendam dengan air hangat.
Aku yakin itu sangat membantu.

NELLA
Kau pernah mencobanya?

ROY
Sering, Nella. Setiap hari malah.

NELLA
Setiap hari? Apa kulitmu tidak bertambah kasar?

ROY
Masalah kulitku kasar, aku tak peduli. Yang penting hangat.
Hangat dan nyaman. Kau jarang mandi berendam?

NELLA
Dulu waktu masih bersama Adam, aku sering mandi berendam.
Aku tak mau mandi berendam sendirian. Harus ada teman.

ROY
Aku temanmu, Nella. Aku yakin kau bisa berendam sendirian.

NELLA
Kau yakin?

ROY
Baru saja aku mandi berendam.

NELLA
Sebenarnya aku sudah mandi berendam waktu belum hujan tadi.
Waktu gerimis aku selesai mandi dan waktu hujan mulai deras
kudengar suara langkah kaki di luar. Kuintip dari jendela rupanya
kau, jadi kubuka pintu.

ROY
Pantas saja kau wangi, Nella.
(merapatkan pelukan)
Kau tidak makan malam?

NELLA
Aku takut gemuk, Roy. Sampai minggu lalu setiap malam aku selalu
makan banyak. Baru aku sadar setelah membaca artikel kesehatan
kalau terlalu banyak makan malam bisa bikin badanku melar.

ROY
Kau tidak lapar?

NELLA
Aku lapar, Roy.
(mencium bibir Roy)
Lapar batin.

ROY
Lalu apa yang akan kau lakukan supaya batinmu kenyang?

NELLA
(tersenyum manja)
Kau tahu jawabnya.

CUT TO:

INT. KAMAR NELLA – PAGI

Roy membuka mata dan menatap Nella yang memandang sayu di sampingnya.

NELLA
(mencium pipi Roy)
Selamat pagi, Sayang. Kau tidur nyenyak tadi malam.

ROY
(gelagapan)
Apa ... apa yang kulakukan tadi malam, Nella?

NELLA
(tersenyum simpul)
Kau tertidur waktu kita berpelukan tadi malam.
(memeluk Roy)

ROY
(melepas pelukan Nella)
Sungguh?

NELLA
(mengangguk pelan)
Kau tampak sangat kelelahan tadi malam, Roy.
Masalahmu berat?

ROY
(memegang kepala)
Sangat berat.

NELLA
(mengelus-elus tangan Roy)
Mau berbagi cerita denganku?

ROY
(memeluk Nella)
Entah apa kau tertarik.

NELLA
(mencium bibir Roy)
Akan kubantu kau sebisamu, Roy.

ROY
(mengelus-elus pipi Nella)
Kau percaya padaku?

NELLA
(menggenggam lembut tangan Roy)
Jangan ragukan itu.
(memeluk erat Roy)
Aku mengenalmu lebih banyak dari yang kau duga, Roy Novary.

ROY
Nella, apa pekerjaanmu sekarang?

NELLA
Aku tak punya pekerjaan sekarang, Roy.

ROY
Bukankah kau dulu aktif di dunia modelling?

NELLA
Sudah berhenti, Roy.

ROY
Sejak kapan?

NELLA
Sejak dua minggu lalu. Jangan tanya alasanku.

ROY
Baik. Kau mau ... bekerja denganku?

NELLA
Aku tak punya bakat detektif, Roy.

ROY
Bukan jadi detektif, Nella. Usaha detektifku bangkrut.
Berapa kali lagi harus kubilang begitu?
(menelusur rambut Nella)
Aku mau buka usaha baru dan butuh partner.
Kurasa kau cocok.

NELLA
Usaha apa?

ROY
(bergumam)
Viva W.

NELLA
Apa, Roy?

ROY
Usaha tipuan, Nella. Viva W.

NELLA
Jangan gila. Apa kau sudah tak waras?

ROY
Aku sehat seperti yang kau lihat.

NELLA
Aku tak mau terlibat dalam usaha itu, Roy.

ROY
Baik. Kau punya usul?

NELLA
Bagaimana kalau kita jadi penulis saja?

ROY
Penulis? Apa aku tak salah dengar?
(tertawa)
Nella, kau memang cantik luar biasa!
(memeluk Nella erat-erat)
Idemu sangat cemerlang! Ya! Aku akan menulis!
Menulis kisah detektif! Kisah pengalamanku sendiri!

CUT TO:

INT. RUANG BACA RUMAH NELLA – PAGI

Nella dan Roy duduk berdampingan di kursi saling membaca buku-buku
koleksi Nella. Nella membaca The Adventures of Sherlock Holmes dari Arthur
Conan Doyle, sedangkan Roy membaca Murder on the Orient Express dari
Agatha Christie. Nella dan Roy saling melirik sambil tersenyum.

NELLA
(menggenggam tangan Roy)
Sudah ada ide, Roy?
(mengusap punggung tangan Roy)

ROY
Sudah, Nella. Aku cuma butuh waktu untuk mempelajari
awal, tengah, dan akhir kisah.

NELLA
Kau sudah tahu akhir kisahmu ini?

ROY
Nanti aku pikirkan.

NELLA
Pikirkan sekarang, Roy. Bahkan sebelum menulis cerita,
kau harus tahu dulu akhirnya.

ROY
Petunjukmu itu hanya berlaku untuk penulisan skenario,
bukan untuk novel. Plot cerita tak berlaku bagiku, Nella.

NELLA
Tanpa plot cerita, kau akan kehilangan fokus.

ROY
(melepas tangan Nella)
Aku yakin fokusku akurat.
(menutup buku dan berdiri)
Akan kumulai sekarang.
(mengembalikan bnku ke rak)
Kau sudah mandi, Nella?
(menarik Nella berdiri)

NELLA
(tersenyum manis)
Sudah, Sayang.
(memeluk Roy)
Kau mau mengajakku pergi?
(menatap Roy manja)

ROY
(mencium dahi Nella)
Kalau kau tidak keberatan, aku akan mengajakmu
makan pagi lalu berpetualang.

NELLA
Berpetualang?

ROY
(mengangguk)
Ke ujung dunia.

NELLA
Kau tak bisa berpetualang jika bangkrut.

ROY
Akan kuambil resiko itu.

NELLA
Kau nekat jika begitu, Roy. Aku takut
terjadi sesuatu padamu.

ROY
Aku bisa melindungi diriku sendiri, Nella.
Ini demi kau dan novelku kelak. Kau tak
perlu ikut jika takut.

NELLA
Aku takut berpisah denganmu lagi, Roy.
Pernikahanku dengan Adam adalah
kesalahan paling fatal yang pernah
kulakukan. Aku tak mau begitu lagi.
Aku hanya ingin mencintai pria yang
pantas kucintai.
(berlinang air mata menatap Roy)
Tapi kini pria yang pantas kucintai
akan pergi.

ROY
(mencium lembut bibir Nella)
Ikutlah denganku, Nella.

NELLA
(mengelap air matanya dengan tisu)
Kau benar-benar butuh bantuanku?

ROY
Hanya kau yang mampu membantuku, Nella.

NELLA
Apa tujuan kita berpetualang, Roy? Apa yang akan kita cari?

ROY
Seseorang bernama Tom Burton.

NELLA
(tersentak kaget)
Tom ... Burton?

ROY
Kau mengenalnya?

NELLA
Tunangan Mila, adikku.

ROY
Tunggu dulu. Mila Hanita ... dia adikmu?

NELLA
Kami kembar, tapi terpisah sejak kecil.

ROY
Pantas waktu kecil aku tak pernah bertemu.
Aneh, walau kembar, wajah kalian tidak sama.

NELLA
Mila lebih cantik dariku.

ROY
(menggeleng)
Tidak, Nella. Justru sebaliknya.

NELLA
Sebaliknya? Semua orang jauh lebih menyukai Mila
dibanding aku.

ROY
Tak semua orang begitu, Nella.

NELLA
Kapan kita berangkat, Roy?

ROY
Tidak sekarang, Nella.

NELLA
Kau ini tak paham maksudku? Kapan kita berpetualang?
Kapan kita mulai mencari Tom?

ROY
Kau siap?

CUT TO:

untuk sementara itu dulu, hehehe.